
Jakarta - Kubu pasangan Megawati-Prabowo mengkritisi kebijakan pemerintahan SBY. SBY dinilai gagal mengentaskan kemiskinan.
"Pemerintahan sekarang hanya berhasil menurunkan angka kemiskinan kurang
dari 200 ribu. Padahal, anggarannya tiga kali lipat," kata anggota tim sukses Megawati-Prabowo, Arif Budimanta.
Hal ini disampaikan dia dalam diskusi bertajuk "Bisakah Para Capres Mengatasi Kemiskinan & Pengangguran" di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (26/6/2009).
Arif mengatakan, pencapaian SBY selama 5 tahun masih di bawah Mega. Ketika Mega memerintah, kata Arif, Mega lebih berhasil mengurangi angka kemiskinan kendati pemerintahannya hanya berlangsung singkat 3 tahun.
"Mega menurunkan orang miskin sampai 2,3 juta orang dalam 3 tahun," ujar dia.
Arif juga mengkritik porsi anggaran di pemerintahan SBY yang dinilai tidak
prorakyat. "Bagaimana prorakyat kalau anggaran untuk pendidikan saja hanya 2% sementara untuk bayar utang sampai 10%," kritik Arif.
Karena itu, pria yang menjabat Ketua DPP PDIP bidang luar negeri ini mengatakan bahwa anggaran ke depan harus prorakyat.
Arif juga mengatakan tidak tepat jika alasan kenaikan BBM dituding sebagai
penyebab angka kemiskinan meningkat. "Kenaikan harga BBM tidak bisa
dijadikan alasan kemiskinan bertambah," kata dia.
"Pemerintahan sekarang hanya berhasil menurunkan angka kemiskinan kurang
dari 200 ribu. Padahal, anggarannya tiga kali lipat," kata anggota tim sukses Megawati-Prabowo, Arif Budimanta.
Hal ini disampaikan dia dalam diskusi bertajuk "Bisakah Para Capres Mengatasi Kemiskinan & Pengangguran" di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (26/6/2009).
Arif mengatakan, pencapaian SBY selama 5 tahun masih di bawah Mega. Ketika Mega memerintah, kata Arif, Mega lebih berhasil mengurangi angka kemiskinan kendati pemerintahannya hanya berlangsung singkat 3 tahun.
"Mega menurunkan orang miskin sampai 2,3 juta orang dalam 3 tahun," ujar dia.
Arif juga mengkritik porsi anggaran di pemerintahan SBY yang dinilai tidak
prorakyat. "Bagaimana prorakyat kalau anggaran untuk pendidikan saja hanya 2% sementara untuk bayar utang sampai 10%," kritik Arif.
Karena itu, pria yang menjabat Ketua DPP PDIP bidang luar negeri ini mengatakan bahwa anggaran ke depan harus prorakyat.
Arif juga mengatakan tidak tepat jika alasan kenaikan BBM dituding sebagai
penyebab angka kemiskinan meningkat. "Kenaikan harga BBM tidak bisa
dijadikan alasan kemiskinan bertambah," kata dia.
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 comments:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Post a Comment